Traveling

Grand Central Station New york

Grand Central New New York  – Sebagai orang yang sangat bergantung pada moda transportasi kereta api,  saya selalu penasaran dengan kereta bawah tanah di berbagai negara yang akan saya kunjungi.

Penasaran kira-kira ada ngak orang yang suka ‘nyender’ dalam kereta,  seperti yang sering saya alami saat naik Commuter Line Jabodetabek.
Kebetulan, bulan September lalu saya ke New York dan mencoba untuk pertamakalinya kereta bawah tanah di stasiun tersibuk di Amerika Serikat bernama Grand Central Station.
Stasiun kereta ini merupakan, stasiun kereta termegah yang pernah saya lihat.

Design stasiun kereta ini sangat klasik, tak heran banyak film Hollywood mengambil shooting di stasiun ini,  dengan beragam setting mulai dari jaman peperangan hingga film action era milllenium.

Sempatkanlah, datang ke tempat ini meskipun kamu tidak menggunakan moda transportasi kereta bawah tanah di tempat ini.

Letaknya ada 42st Street atau Park Avenue midtown Manhattan.  Berada di jantung kota New York ditengah perkantoran dan pusat perbelanjaan tersibuk di kota ini. Awalnya, saya tidak terlalu jelas melihat pintu masuk utamanya karena ada beberapa pintu masuk.
Tapi, saat jam pulang kantor, saya melihat puluhan orang masuk dan keluar dari sebuah lorong seperti pertokoan, nah disitu lah saya sadar, pasti itu lorong menuju stasiun kereta.
Grand Central Station, sebenarnya bernama Grand Central Terminal atau biasa juga disebut Grand Central.

Grand Central Station sebenarnya merujuk pada sebuah kantor pos yang berada tak jauh dari tempat ini, tapi karena sudah terbiasa banyak warga yang tetap menggunakan nama lama.  Stasiun ini,  merupakan salah satu stasiun terbesar di dunia dengan luas 19 hektar.

Bayangkan saja,  kalau di indonesia biasanya ada 6 atau paling banyak 7 peron, stasiun ini punya 44 peron dengan 67 rel.

Selain dalam kota,  stasiun ini juga melayani perjalanan luar kota,  itulah sebabnya banyak banget orang yang lalu lalang di sini.

Banyak dalam arti sebenarnya!  kepala saya, sempat terasa sedikit pening saat pertamakali masuk ke dalam stasiun.

Pas banget, papasan dengan puluhan bahkan ratusan orang yang baru saja turun dari kereta.

Trus di dalam kereta penuh ngak?  Sama saja dengan di Jabodetabek,  di jam sibuk kereta akan penuh sesak dengan orang.
Tak usah kwatir saat ketinggalan kereta atau tak tahan berdesakan,  kamu bisa menunggu kereta selanjutnya yang tak sampai 5 menit sudah ada lagi.

Berbeda dengan Commuter Line di Jabodetabek yang berebut tempat duduk,  di New York malah jarang ada yang mau duduk.

Kursi prioritas pun terlihat kosong,  tak ada yg colong kursi dengan duduk dikursi khusus itu.

Menurut saya,  mungkin karena jarak antar stasiun memang tidak sampai 5 menit alias dekat-dekat banget.

Sebenarnya tergantung rute ya,  tapi kebetulan rute kereta saya memang dekat padahal ada 7 stasiun pemberhentian menuju ke tempat tujuan.

Saya beberapa kali ke Grand Central Station untuk motret dan berbelanja, bukan untuk naik kereta.

Di luar stasiun ( masih dalam gedung yang sama)  berjejer toko-toko, mulai dari tas,  baju, jam hingga kosmetik yang kalau saya perhatikan harganya agak sedikit mirip dari pada belanja di tempat lain misalnya di Times Square.

Beberapa kali saya datang juga hanya untuk motret,  banyak sisi di stasiun ini yang menurut saya sangat klasik.

Mulai dari tempat beli tiket hingga loker tempat penitipan barang.  Polisi yang berjaga juga sangat ramah, tak segan bila kita mau berfoto.

Bila berkesempatan ke New York,  sempatkanlah datang ke Grand Central Station.
Liebe,
Turis Cantik

Sumber tulisan : wikipedia/grandcentralstation

Leave a Reply

Instagram